

Ragam Batik Malangan, Batik Khas Sebagai Identitas Malang Raya
Tiap wilayah di Nusantara mempunyai batik khas tiap- tiap daerah. Tidak terkecuali Malang Raya yang mempunyai Batik Malangan sebagai salah satu identitas kebudayaan khasnya.
Banyak macam batik khas Malang yang sudah tumbuh dari bermacam wilayah di Malang Raya ini, antara lain Batik Druju, Batik Celaket, Batik Blimbing, serta lain- lain.
Dilansir dari Harian Riset Mahasiswa serta Dosen Fakultas Metode Universitas Brawijaya Malang yang bertajuk” Kepribadian Warna Batik Malangan Sebagai Dasar Desain Interior Galeri Batik Malangan”, batik khas Malang terdiri atas 3 komponen yaitu, bawah ataupun isen- isen, motif pokok, serta motif hias ataupun penunjang.
Macam karakter serta warna yang dipunyai Batik Malangan bergantung pada wilayah asal batik tersebut. Dilansir dari tulisan Dahlia Irawati yang tayang di Setiap hari Kompas, 5 April 2008 tentang” Batik Malangan, Keresahan Identitas”, biasanya batik- batik tersebut termotivasi oleh Batik Malang saat sebelum tahun 1900-an.
Dilansir pula dari Harian Universitas Negara Malang yang ditulis Gadis Mulyanti pada 2012 mengenai” Riset tentang Motif Batik Druju Dusun Wonorejo Kabupaten Malang”, Batik Druju identik dengan warna gelap pekat, sifatnya kontras dipadu dengan warna cerah, baik warna primer dengan warna merah, biru, kuning, ataupun motif sekunder seperti jingga, nila, serta hijau. Perihal ini sangat berbeda dengan Batik Celaket yang biasanya bercorak terang riang.
Batik Singosari


Batik dari Singosari serta wilayah yang lain di Kabupaten Malang, tercantum lebih dominan memakai warna natural kayu, batuan, serta sebagainya semacam warna soga/ coklat, coklat kekuningan, coklat kemerahan, gelap serta dipadukan dengan warna cerah kuning ataupun putih.
Value/ nilai warna yang digunakan biasanya bernada besar minor, bertabiat halus serta feminin, serta rendah mayor berikan kesan mengerikan ataupun berdaulat, formal. Dominasi komposisi warna berskema monokrom serta analogus berikan kesan tenang, resmi, elok.
Sebagian motif Batik Singosari antara lain, Pending, Parijoto, Padma, Renggo, Candi Singosari, Langsep, serta Kendedes. Bila dilihat dari sisi filosofis serta faktor motif, biasanya Batik Singosari membicarakan tentang ketentuan tata krama serta keselarasan hidup, menghormati Tuhan serta leluhurnya dan sesama serta alam.
Batik Celaket


Batik Celaket yang dirintis pada tahun 2000 mempunyai khas memakai perpaduan warna terang serta bertabiat kontras. Pemilihan warna yang digunakan secara universal menjajaki kepribadian Arema dengan lambang Singo Edan yang berkarakter tegas serta semangat. Mempunyai value/ nilai warna bernada lagi mayor yang berikan kesan kokoh, maskulin, jujur serta besar mayor yang bertabiat mendesak, riang, brilian. Skema komplementer serta triadik, berikan kesan dinamis, riang, tegas.
Motif Batik Celaket biasanya tidak memiliki arti spesial tidak hanya motif rambut singa serta motif tugu yang melambangkan semangat perjuangan. Motif batik Celaket didominasi motif flora bercorak riang selaku simbol Malang kota bunga.
Batik Druju


Batik Druju mempunyai warna harus ialah gelap serta putih yang dipadukan dengan warna lain yang sifatnya kontras cerah serta hitam. Warna gelap serta putih yang mendominasi berikan kesan elok pada batik tersebut. Nyaris sama dengan batik Singosari, batik Druju mempunyai value warna motif bernada besar minor- sifat halus serta feminin, serta rendah mayor- seram ataupun berdaulat, formal. Komposisi kontras nilai serta skema komplementer ataupun triadik, berikan kesan dinamis, serta tegas.
Batik Druju yang dirintis semenjak tahun 1995 sudah mempunyai lebih dari 500 motif. Sebagian motif yang populer antara lain motif bunga bambu, mawar pupus, motif garis, anggur, motif kerang, motif bola- bola, motif pulau sempu, serta yang lain. Biasanya terbuat tanpa filosofi, kecuali motif seribu mimpi yang memiliki harapan serta motif cahaya yang mempunyai pesan ialah tiap terdapat keinginan serta usaha keras peluang itu tentu hendak timbul.