

Kuliner Legendaris Malang : Sate Gebug 1920
Bila Kamu mampir ke Kota Malang yang sejuk, jangan lupakan kuliner khas malang Sate Gebuk 1920. Kuliner sate legendaris ini sangat ramai wisatawan sebab populer dengan cita rasa bumbunya yang kokoh. Makanan dengan bahan daging yang diolah menjadi sate ini mempunyai rasa nikmat yang khas, sehingga dipastikan hendak membuat Kamu ketagihan.
Sate Gebuk 1920
Namanya Warung Sate Gebug 1920. Warung legendaris itu terletak di koridor Kayu Tangan, tepatnya di Jalur Jenderal Basuki Rahmat 113 A Kota Malang, Jawa Timur.
Bangunan sisa aset Belanda di dalam warung itu masih berdiri kuat. Bangunan di dalam warung itu yang dijadikan tempat buat meracik masakan yang disajikan kepada wisatawan. Mulanya, bangunan persegi 4 seluas 3×3 m itu yang dijadikan tempat berjualan. Bersamaan berjalannya waktu, warung itu dilengkapi dengan serambi buat kenyamanan wisatawan dikala menikmati santapan.
Perihal itu membuat bangunan dini warung itu tidak nampak dari luar. Bangunan dini pada warung itu telah diresmikan jadi cagar budaya.


Achmad Kabir( 24), pengelola warung tersebut mengantarkan, warung itu didirikan pada tahun 1920. Dikala itu, Yahmon bersama istrinya Karbuwati membeli bangunan itu kepada pemiliknya yang ialah orang Belanda. Bangunan itu awal mulanya berperan selaku tempat penjualan es. Sehabis dibeli, Yahmon sekeluarga lalu menjadikan bangunan itu selaku tempat buat berjualan sate.” Akte bangunannya tahun 1910, toko es batu era Belanda. Pemiliknya masih Belanda. Dibeli tahun 1920 serta dipakai buat warung sate,” katanya, Pekan( 20/ 1/ 2019).
Pada tahun 1980, Yahmon wafat dunia serta digantikan oleh istrinya saat sebelum kesimpulannya diturunkan kepada anaknya yang bernama Tjipto Sugiono pada tahun 1989. Tjipto mengelola warung itu bersama istrinya Rusni Yati Badare. Pada tahun 2017, Tjipto wafat dunia sehingga warung itu dikelola oleh istrinya dan anaknya, Achmad Kabir yang hendak jadi generasi selanjutnya ataupun generasi ke- 3.” Orang tua aku tidak ngasih formula. Aku dididik buat mengenali bahan- bahan yang bermutu. Aku diajak ke pasar, metode belanja serta disuruh memperhitungkan bahan- bahan masakan yang bagus. Sehabis itu aku disuruh masak,” katanya. Kabir mulai diajak berbelanja oleh orang tuanya ke pasar semenjak kelas 2 Sekolah Bawah( SD) serta mulai dapat memasak cocok dengan standar yang terdapat di warung tersebut pada kelas 1 SMA. Terdapat satu perihal yang senantiasa Kabir ingat dari bapaknya. Ialah nasihat buat senantiasa memakai bahan- bahan masakan yang bermutu biar cita rasanya senantiasa khas serta tidak mengecewakan wisatawan.
Menu Utama
Ada 4 menu masakan yang disediakan di warung tersebut. Yaitu sop, soto, rawon serta sate gebuk. Seluruhnya berbahan daging sapi. Cita rasa yang khas serta bermutu membuat warung itu senantiasa diminati banyak orang. Saat ini, warung itu dikelola oleh generasi ke- 3.


Harga Makanan yang Terjangkau
Untuk sate gebuk yang menggunakan lemak dipatok dengan harga Rp 25. 000 serta tanpa lemak dengan harga Rp 30. 000. Sebaliknya buat sop, soto serta rawon dengan harga Rp 15. 000. Sofyan Arif Candra( 25), wisatawan asal Surabaya mengaku sangat menikmati menu masakan di warung tersebut.
Menurutnya, ke Malang tidak lengkap bila tidak ke Warung Sate Gebug.” Harus buat dicoba jika berlibur ke Malang. Ini kan legendaris jadi rugi jika ke Malang tidak makan ke sate gebug. Rasanya lezat murah pula. Suasananya tempo dahulu. Soalnya ornamennya seperti di era Belanda,” ucapnya.